Sabtu, 18 Juli 2009

SYMPHONY METAL

Adalah Mahen yang mengenalkan grup band Rhapsody (sekarang berganti nama menjadi Rhapsody of Fire) di awal tahun 2000. Hore, saya berteman dengan artis vokalis grup musik panggung Evernine! Tentunya menyenangkan berdiskusi (dan tentunya saling bertukar koleksi) soal musik dengan musisi yang cukup versatile dalam segala jenis genre.

Rhapsody of Fire adalah grup band Italia yang mengusung genre Power Metal. Musik yang sarat dengan ketukan drum yang cepat dan distorsi gitar. Namun karena faktor lirik lagu yang bertemakan fantasi, epik atau legenda, serta iringan kibor yang operatik atau klasik sering disebut sebagai genre Symphonic Power Metal. Grup band lainnya akhirnya saya dengarkan (juga saya gemari) seperti Stratovarius (Finlandia), Kamelot (Amerika), Dark Moor (Spanyol) atau Sonata Arctica (Finlandia).
Di tahun 1997-an satu grup band dari Finlandia muncul ke panggung musik Eropa, mengusung musik Metal yang simfonik, namun tidak sekeras/secepat Rhapsody of Fire atau Stratovarius. Adalah grup band Nightwish yang dianggap menjadi pelopor genre Symphonic Metal.

Musik Metal yang sarat dengan nuansa simfonik (instrumen senar/string seperti biola/piano dan instrumen angin/wind seperti flute) serta vokal wanita yang sopran atau mezzo-sopran. Kadang-kadang dibumbui dengan vokal grunt/death, vokal serak yang suwer tidak jelas seperti vokal band Kreator di era Thrash Metal dulu. Sering disebut sebagai musik Beauty and The Beast, kecantikan vokal sopran wanita dipadu dengan vokal liar laki-laki.

Band-band genre Metal juga ikut terpengaruh unsur simfonik ini, biasanya membuat rekaman/konser dengan paduan orchestra, seperti Metallica dan Scorpions yang merilis album orkestra di tahun 2000-an. Namun rasanya kurang luar biasa jika dibandingkan dengan grup band Rock yang sudah dari dulu berkolaborasi dengan London Philharmonic Orchestra.

Genre Symphonic Metal ini sering juga disebut Gothic Metal pada awal perkembangannya. Namun saya kurang mengerti unsur gothic pada lagu atau melodi, yang saya tahu mungkin hanya faktor visual dan ruang seperti halnya pada Arsitektur Gothic di era kebangkitan kembali atau Renaissance. Suasana yang kelam, ruang yang menjulang, struktur flying butress, kastil yang menjulang, pintu besar yang melengkung lancip, fashion dan make-up pucat bergaris mata hitam, korset, gaun putih atau hitam, lipstik hitam seperti Lord Dracula, legenda vampire dan sebagainya. Jejak-jejak arsitektur era Gothic memang bertebaran di wilayah Eropa, dari timur Hungaria hingga barat Spanyol. Mungkin yang saya ingat hanya Antoni Gaudi, tapi karyanya bukanlah gothic, melainkan art nouveau.
Selain Nightwish yang diusung aransemen kibordis Tuomas Holopainen dan soprano Tarja Turunen, band lain yang cukup terkenal adalah After Forever dari Belanda yang dimotori Mark Jansen dan soprano Floor Jansen. After Forever dan Nightwish seolah bersaing di kancah Symphonic Metal. Sulit untuk mengatakan mana yang lebih bagus.

Di saat yang sama, juga dari Belanda, Within Temptation menambah khazanah genre ini. Dimotori oleh gitaris Robert Westerholt dan soprano Sharon den Adel. Dibandingkan dengan After Forver dan Nightwish, Within Temptation tidak mengusung unsur power/speed.
Tahun 2002, Mark Jansen keluar dari After Forever karena perbedaan visi musiknya. Di tahun berikutnya Mark Jansen bersama mezzo-soprano Simone Simons –yang masih berusia 18 tahun– menelurkan album The Phantom Agony dalam usungan grup band baru bernama Epica, yang diilhami oleh album Epica karya Kamelot.

Tanggal 26 September kemarin adalah hari yang ditunggu-tunggu para penggemar Nightwish. Nightwish meluncurkan album terbarunya, Dark Passion Play, dengan formasi baru vokalis Anette Olzon. Tiga lagu dari calon album tersebut sudah beredar di internet sebagai promo warna musik mereka yang baru tanpa soprano Tarja Turunen.

Memang selalu kritikal saat grup band yang sudah established dengan format lama menawarkan sesuatu yang baru kepada penggemarnya. Seperti saat Genesis tanpa Peter Gabriel, seperti Rush yang menawarkan musik metal yang lebih lembut dengan synthesizer/organ serta drum elektrik, seperti Dewa 19 tanpa Ari Lasso, seperti God Bless tanpa Ian Antono, Marillion tanpa Fish dan lain sebagainya.
Satu perkembangan industri musik yang rasanya tidak ada di Indonesia adalah promo album dalam bentuk CD Single atau Maxi Single. Bagi masyarakat Indonesia rasanya format tersebut terlalu mahal, membeli CD musik yang hanya berisi satu-dua-tiga lagu pada CD Single atau empat-lima-enam lagu pada Maxi Single. Terkadang format Single ini diluncurkan juga setelah album dirilis, biasanya berisi lagu pada album tersebut tapi dengan aransemen yang berbeda.

Beberapa subgenre metal seperti symphonic metal, gothic metal dan power metal banyak menghasilkan band-band dengan penyanyi wanita. Band-band tersebut yang cukup populer seperti Nightwish (Finlandia), Within Temptation (Belanda), Epica (Belanda) dan After Forever (Belanda). Kebanyakan para penyanyi wanita tersebut memiliki suara yang lembut, juga bertipe soprano layaknya penyanyi musik klasik/opera. Keindahan suara vokal para frontwoman ini terkadang juga didukung oleh musik dengan iringan orchestra maupun choir (paduan suara) sehingga menambah kemegahan musiknya.
Seperti apakah wajah para penyanyi wanita tersebut? Berikut ini adalah daftar 10 penyanyi wanita favorit saya.

1. Tarja Turunen (ex-Nightwish)
Tarja Turunen merupakan pendiri band Nightwish bersama dengan kibordis Tuomas Holopainen pada tahun 1996. Suara Tarja yang bertipe soprano dikombinasikan dengan musik symphonic power metal bertempo cepat merupakan hal yang tidak biasa saat itu. Kini Tarja Turunen telah menjadi panutan bagi banyak vokalis di genre ini. Album konser Nightwish pada tahun 2005 berjudul End Of An Era merupakan era terakhir Tarja di band ini. Setelah itu ia membentuk bandnya sendiri dengan musik yang lebih lembut daripada Nightwish.

2. Sharon Den Adel (Within Temptation)
Vokalis dari negeri kincir angin. Bersama dengan gitaris Robert Westerholt, Sharon den Adel adalah pendiri band Within Temptation. Suara Sharon memainkan peranan penting dalam musik Within Temptation, walaupun ia tidak pernah menjalani latihan vokal. Selain di Within Temptation, Sharon juga muncul sebagai bintang tamu di beberapa band seperti Avantasia, Ayreon, dan Timo Tolkki.

3. Simone Simons (Epica)
Simone Simons adalah seorang vokalis asal Belanda yang bergabung di band Epica pada tahun 2002. Band ini dibentuk oleh gitaris Mark Jansen yang keluar dari band After Forever. Simone Simons tertarik kepada musik sejak usia 10 tahun. Setelah mendengarkan album “Oceanborn” dari Nightwish pada usia 15 tahun, ia mulai belajar bernyanyi musik klasik. Suara Simone Simons yang mezzo-soprano sedikit mengingatkan pada suara Tarja Turunen. Cewek berambut merah ini juga pernah menjadi bintang tamu di band Primal Fear, Aina, dan Kamelot. Nama Epica sendiri diilhami dari album Kamelot yang berjudul Epica.

4. Floor Jansen (After Forever)
Dan satu lagi vokalis asal Belanda. Salah satu soprano terbaik yang dimiliki oleh band metal dari negeri kincir angin. Kemampuannya dalam bernyanyi musik klasik maupun rock telah membuatnya cukup terkenal di kalangan pecinta metal. Suaranya mampu berganti dari agak ngepop hingga tiba-tiba berubah menjadi suara yang lebih operatik. Selain di After Forever, ia juga ikut berpartisipasi dalam band Star One dan Ayreon.

5. Elisa C. Martin (ex-Dark Moor, ex-Fairyland, Dreamaker)
Dark Moor tidak akan pernah sama tanpa vokalis cewek satu ini. Pertama tahu band Dark Moor berkat sebuah kaset A Tribute To Helloween pinjaman dari teman. Ada satu band yang menarik perhatian saya karena merupakan satu-satunya band bervokalis wanita di album tersebut, dan berhasil menyanyikan lagu Helloween berjudul “Halloween” sepanjang 13 menit dengan sempurna. Elisa merupakan vokalis Dark Moor sampai dengan album “Between Light And Darkness” (2003). Ia kemudian membentuk band Dreamaker (Spanyol), sempat juga bernyanyi di band Fairyland (Perancis) dan Hamka (Perancis).

6. “Myst” (Luca Turilli’s Dreamquest)
“Myst” adalah vokalis di band Luca Turilli’s Dreamquest. Luca Turilli (yang punya band) sengaja menyembunyikan identitas asli vokalis tersebut, makanya saya pasang saja foto Luca Turilli nya . Ada yang mengatakan bahwa “Myst” sebenarnya adalah Bridget Fogle, vokalis di album solo ketiga Luca Turilli. Tapi kalau saya dengarkan, rasanya suara kedua vokalis tersebut cukup berbeda, ah.. entahlah. Yang jelas suara Myst sangat mengesankan.

7. Sabine Edelsbacher (Edenbridge)
Vokalis band asal Austria ini memiliki suara yang sangat menawan, sangat lembut terutama di lagu-lagu ballad. Coba saja dengarkan lagu “Arcana” (dari album Arcana) dan “Elsewhere” (dari album Shine), mungkin anda akan terpesona dengan keindahan suaranya.. cocok untuk menemani tidur

8. Beatriz Albert (Ebony Ark)
Vokalis asal Spanyol ini pertama kali saya dengarkan di album Dark Moor berjudul “Dark Moor” (2003). Walaupun perannya di album tersebut hanya sedikit, namun saya cukup terkesan dengan suara soprano nya di lagu “Cyrano of Bergerac”, “Atilla: Amore Venio” dan “The Dark Moor”. Masih di album yang sama, ia juga mengisi lead vocal di lagu “The Mysterious Maiden”. Belakangan ini saya baru tahu bahwa Beatriz Albert juga memiliki band sendiri bernama Ebony Ark, yang bergenre progressive metal.

9. Anette Olzon (Nightwish)
Vokalis yang menggantikan Tarja Turunen di band Nightwish. Banyak fans Nightwish yang memuji dia, namun tidak sedikit pula yang kecewa, menganggap Anette tidak pantas menggantikan Tarja. Hal seperti ini sudah biasa terjadi dalam sebuah band, di mana vokalis yang sudah memiliki banyak penggemar tiba-tiba harus digantikan oleh vokalis baru. Saya sendiri cukup senang dengan suara Anette di album Dark Passion Play (2007). Namun karakter suaranya yang sangat berbeda dari Tarja membuat Nightwish menjadi sedikit kehilangan ciri khas opera metalnya.

10. Cristina Scabbia (Lacuna Coil)
Di dalam daftar ini, mungkin ia adalah vokalis yang memiliki suara paling ngepop. Cristina Scabbia adalah salah satu vokalis di band gothic metal asal Italia, Lacuna Coil. Selain Cristina, Lacuna Coil juga memiliki vokalis pria bernama Andrea Ferro yang berduet dengan Cristina.
Sebenarnya masih banyak sekali vokalis-vokalis cewek yang memiliki suara bagus. Terutama dengan munculnya band-band symphonic metal yang lebih banyak menonjolkan sisi lembut dari genre metal.

2 komentar:

  1. Agus Pram13.33

    Saya menyukai musiknya rhapsody,buat saya rhapsody tanpa Luca Turilli,ibarat makan nasi tanpa garam.

    BalasHapus
  2. Sepertinya bukan kebetulan Floor Jansen sekarang menggantikan Annete... Annete sendiri sudah punya album sendiri "Shine" nightwish masih oke.

    BalasHapus